• SMP NEGERI 1 SANGKULIRANG
  • IMPOSSIBLE IS NOTHING
  • smpnsangkulirang@ymail.com
  • 085245561336 (Kepala Sekolah)
  • RSS
  • Pencarian

PEMUDA LUSUH YANG MENEPATI JANJI

Subhanallah kisah mengharukan pemuda lusuh yang menepati janjinya...

Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.

Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :

"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :

"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?" 

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :

"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar. 

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,

"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :

"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas. 

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh. 

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".

"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar. 

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :

"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.

"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

 

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.

“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,

“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.

”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :

“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab :

" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

 ”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

 “Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.

“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

 Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :

”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.

 ”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

 

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.

MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..

Allahu Akbar ...

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
HARDIKNAS 2024

Hari Pendidikan Nasional, disingkat HARDIKNAS, adalah hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara, tok

04/05/2024 10:53 - Oleh Administrator - Dilihat 381 kali
RAMADHAN DI SEKOLAH

Ramadhan merupakan bulan yang istimewa karena pada bulan ini terjadi satu peristiwa penting bagi umat Islam, yakni diturunkannya Al Quran pertama kali. Al Quran diturunkan untuk men

22/03/2024 13:20 - Oleh Administrator - Dilihat 284 kali
ENAM MANFAAT YANG DIDAPATKAN SETELAH MEMBERI

         PAHALA BERLIPAT GANDA. Memberi dalam pandangan Islam adalah mulia, sunah para Nabi dan orang-orang saleh terdahulu. Karena ia amal mulia, ma

22/03/2024 07:44 - Oleh Administrator - Dilihat 364 kali
RESEP MENU SEHAT ALA RASULULLAH SAW

Udah pada tau gak? Jauh sebelum teori Food Combining ditemukan, ternyata 14 abad silam, Rasulullah telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Prof. Dr. Musthofa Rimadhon memberika

22/06/2022 12:30 - Oleh Administrator - Dilihat 8117 kali
KEUTAMAAN BERQURBAN

oleh Yusuf Mansur Network Menyembelih hewan qurban pada hari Idul Adha adalah amal shalih yang paling utama, lebih utama dari pada sedekah yang senilai atau harga hewan qurban ata

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 1780 kali
MAKNA LOGO SMP NEGERI 1 SANGKULIRANG

Logo SMP Negeri 1 Sangkulirang dibuat oleh Bapak Muhammad Dahir, S.Pi., beliau merupakan guru mata pelajaran IPA yang telah mengabdikan dirinya menjadi pendidik sejak tahun 2000. Dalam

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 1412 kali
BEGINI CARA NABI MEMBALAS KEISENGAN SAHABAT ALI

  Sahabat Ali pernah 'iseng' ke Rasulullah dengan memindahkan biji kurma bekas miliknya ke tempat biji kurma Rasul. Namun Rasul menjawabnya dengan canda. Suatu ketika, Rasulullah

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 1199 kali
Makan dan Minum Sambil Berdiri Menurut Islam dan Ilmiah

Orang tua sering melarang kita makan dan minum sambil berdiri. Mungkin kedengarannya seperti nasihat biasa saja, tapi ternyata hal itu ada benarnya dan dapat dibuktikan dari segi agama

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 25961 kali
APAKAH KITA LEBIH SIBUK DARI UMAR?

Apakah kita lebih sibuk dari Umar bin Abdul Aziz ,sampai tak ada waktu membaca firmanNya ? Sungguh Umar bin Abdul Aziz , jika ia sangat sibuk ,maka ia tetap mengambil mushaf ,walau han

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 3980 kali